Posts

Palesa (part 1)

Palesa Esa mematut dirinya di depan cermin tua berbingkai jati itu. “Cantik ngga, Ma?”, tanyanya sambil memutar tubuhnya.  Tubuhnya yang langsing bersalut gaun satin putih dengan sedikit renda berwarna merah muda pucat di bagian pundaknya. Seuntai kalung yang senada dengan anting-anting membingkai indah lehernya yang jenjang. “Cantik sekali.”, aku menjawab tersenyum sambil mendekati Palesa dari belakang. Kupegang kedua lengan anakku dan menatap cermin di hadapanku. Mataku berkaca-kaca. Perasaan haru menyergap. Anakku sekarang sudah dewasa. Dan Yosi tidak pernah berkesempatan melihatnya tumbuh berkembang menjadi gadis cantik. Merekah bagai sekuntum bunga, sesuai arti nama Palesa, yaitu bunga. “Ih, Mama kok berkaca-kaca begitu? Mama kenapa?” Esa membalikkan badannya dan menatapku. Mulutnya monyong. Tapi meskipun sedang monyong seperti itu, kecantikannya tetap memancar. “Mama cuma teringat Papamu, Esa.”, jawabku pelan. Senyum di wajahku gagal menutupi segu

Perbandingan harga filter air rumahan di 3 toko LTC

Image
Sobat, Hari ini saya berbelanja filter air rumahan di LTC. Saya mau berbagi pengalaman buruk, yaitu dikenai harga yang jauh lebih mahal di salah satu toko. Memang kesalahan saya, karena saya malas membanding-bandingkan harga, dan juga saya buru-buru mau balik ke rumah. Daftar belanjaan saya adalah sbb: 1. Media isi ulang filter ukuran 10" (silika + karbon), plus pemasangan 2. Tabung filter ukuran 13" (silika + karbon), plus pemasangan Lokasi pemasangan di Jembatan Dua (5,2 km dari LTC). Adapun 3 toko yang saya survey adalah sbb: Tirta Gemilang/Tirta Asia Wisesa Dunia Air Aquasonic Pertama kali saya ketemu toko Dunia Air, tapi pemiliknya tidak ada di tempat, jadi saya berjalan lagi dan tiba di toko Aquasonic. Karena pelayanan yang ramah, saya kena jebakan batman. Setelah ditawar turun-pun, saya masih kena "tipu" jutaan rupiah. Kesal sekali rasanya. Berikut perbandingan harga di 3 toko: Dari tabel di atas, harga yang saya bayarkan di toko Aquas

Seutas noken di Sentani

Sentani, 28 Maret 1991. Anna memotong noken itu dan mengalungkannya ke ambang pintu. Dibuatnya simpul yang kuat. Noken itu, yang lima belas tahun lalu tergantung di kepala Yosepha, ibunya, sewaktu ibunya melarikan diri dari kampung sambil menggendongnya. Saat itu ia masih berumur tiga tahun. Noken itulah satu-satunya peninggalan mendiang ibunya yang dibawa dari kampung Aroanop. Tas dari serat kulit kayu itu warnanya sudah memudar dan robek di beberapa bagian, tapi masih kuat. Sekuat karakter suku Amungme yang tegar karena tempaan alam pegunungan Nemangkawi yang keras. Nemang artinya panah, dan kawi artinya suci. Pegunungan yang berselimutkan salju putih itu dipercaya sebagai tanah suci. Tanah suci yang selaiknya bebas dari perang dan dijaga para ulayat , karena merekalah penguasa dan pewaris utama tanah Nagawan Into (Tuhan). Noken ini yang mengantarnya ke Sentani, dan noken ini pulalah yang akan mengantarnya kembali ke tanah Nagawan Into . Anna berdiri di atas kursi

Desau seruling bambu

Di depan hukum berdiri seorang penjaga pintu. Datanglah pria desa berikat kepala hachimaki yang meminta diizinkan masuk ke dalam hukum. Si penjaga itu menatap hachimaki * yang melingkari kepalanya dan berpikir apakah keteguhan hati si pria ini akan seteguh arti hachimaki yang mengikat kepalanya. (* Hachimaki biasa dipakai sebagai perlambang kegigihan dalam berusaha). Si pria desa mengambil bangku yang diberikan si penjaga pintu dan mulai membuka bekalnya. Empat buah bakpau kering yang dibungkus kain putih yang sudah dekil. Ia membelah bakpau dan mulai mengunyahnya perlahan. Bakpau yang kering itu membuatnya haus. Dari keranjang rotan yang bertali kulit itu ia mengeluarkan labu botol siolok yang berbentuk angka 8 itu dan menenggak habis air di dalamnya. Pria desa itu mengusap sisa air di mulutnya dengan punggung tangannya yang kotor. Penjaga pintu itu mengamatinya dengan seksama. Si pria desa kemudian mengeluarkan sebuah seruling bambu dan mulai meniupnya. Desauan ind